Mobile Game untuk Anak, baik atau buruk?
Mobile Game
untuk Anak, baik atau buruk?
DI
Indonesia, mobile game sudah tidak asing lagi bagi remaja bahkan balita. Berdasarkan
fakta, krang lebih dari 97% remaja dan anak-anak di dunia bermain mobile game
setidaknya 1 jam sehari. Dengan begitu, apakah hal ini baik untuk remaja dan
anak-anak?
PRO
Dalam
kehidupan bermasyarakat, bermain video game juga ada manfaatnya bagi anak. Bermain
mobile game akan menjauhkan anak dari hal-hal negatif pada zaman sekarang. Tentu
akan lebih baik seorang anak bermain mobile game yang disukainya ketimbang
kebiasaaan buruk anak-anak dimasa sekarang, seperti halnya tawuran.
Biasanya,
anak-anak atau remaja bermain game pada waktu luang dan ketika sedang merasa
bosan. Untuk menghilangkan kebosanan itu, mereka memainkan mobile game. Anak anak
bisa melampiaskan rasa stress, jenuh, bosan dengan hanya bermain game. Beberapa
peneliti menyebutnya “manfaat emosioanal mendasar” yang didapatkan seorang anak
dari bermain game.
Belum
lagi, sekarang bermain mobile game dapat menghasilkan pendapatan. Ketika kita
mempunyai keahlian dalam suatu game, kita bisa membagikan panduan di suatu
media, misalnya youtube. Hal ini membuat remaja lebih produktif daripada
melakukan hal-hal yang tidak baik.
Bermain
mobile game juga berguna untuk meningkatkan kemampuan seorang anak dalam hal
teknologi informasi. Di masa depan ilmu ini sangat berguna. Karena di masa
depan manusia akan mengembangkan teknologi informasi untuk memudahkan berbagai
aspek kehidupannya.
KONTRA
Meskipun
bermain mobile game dapat memengaruhi pada hal-hal tsb, mobile game akan
membuat seorang remaja atau anak kecanduan bermain game ( permainan patologis
). Namun istilah ini belum bisa diklasifikasikan sebagai penyakit. Meski begitu,
Gamer Patologis membuat anak menjadi cenderung cemas, depresi, isolasi sosial,
bahkan insomnia. Hal ini membuat anak lebih tertarik main game daripada hal yg
lain.
Bermain
game akan memengaruhi seorang anak dalam segi akademik. Anak-anak biasanya akan
bermain game berjam-jam karena tidak ada hal lain yang dilakukan. Dengan begitu,
kinerja seorang anak pada saat remaja akan menurun dan cenderung tidak
konsentrasi.
Bukan
hanya itu, kesehatan anak juga menjadi buruk karena mereka menghabiskan lebih
banyak waktu bermain game virtual daripada melakukan latihan fisik. Hal ini
membat kemungkinan obesitas di masa kecil. Terkadang, anak anak juga melewatkan
makan, tidur dan istirahat dari layar dari game yang membuatnya kecanduan. Tatapan
konstan pada layar akan mengganggu penglihatan anak dalam jangka panjang. Tidak
heran anak-anak di Indonesia sudah benyak yang menggunakan kacamata karena faktor
tersebut.
Terlebih
lago anak anak akan lebih banyak dirumah dengan hanya bermain game. Anak anak
yang bermain game biasanya jarang bahkan tidak pernah keluar rumah. Karena sudah
terlalu lama dirumah untuk bermian game, anak akan merasa malu untuk keluar
karena akan merasa seperti lingkungan yang asing.
Agar
hal-hal seperti oitu tak terjadi, diperlukan pengawasan orangtua yang menjadi
pemandu. Orangtua dapat membolehkan anaknya bermain game seperti itu tapi bisa
dibatasi. Orangtua juga bisa mengajak anak untuk refreshing keluar rumah atau
menggiting anaknya bermain sesekali dengan temannya. biasanya hal sperti tadi
terjadi karena anak terlalu mengekang anaknya tidak keluar rumah. Oleh krena
itu diperlukan pengertian orangtua terhadap seorang anak.
Komentar
Posting Komentar